6 Jun 2013

Kaki

Sebab mulut masih mampu merapal do'a, maka lari saja.
Hingga subuh nanti, kita akan tersungkur pada kaki puisi.
~ Mutiara Dewi

Sepasang kaki melayang-layang kesana kemari.
Mereka sadar rumahnya bukan di bumi.
~ Gema Gita Persada

Biar saja kaki mungilmu tinggalkan jejak.
Sampai pasir berdesir hebat.
Sampai ombak mengikis pekat.
Dan hilang entah ditelan apa.
~ Dena Nabilla

Raganya renta, sedang ia berlagak bak kaki langit senja.
Menyimpan beban semesta
Bersandiwara demi buah cintanya.
~ Mutia Sekar Wangi

5 Juni 2013

Kendati

Ada yang selalu hadir di bayang, kendati bukan bayan.
Ia yang menyulam rambutku dan dijadikannya baju.
~ Mutiara Dewi

Kendati nyiur dihempas angin sampai ke ufuk, tak ada ia lagi terpatri di akar.
~ Gema Gita Persada

Kendati kamu bersemayam di kepalaku, sedang aku hanya tenang memahami bayang jejakmu.
Tak ada hasrat lebih selain itu.
~ Dena Nabilla

Jengah ia berlari, tak ayal mengharap mati.
Kendati ia tahu, pagi tak pernah ingkari janji pada bumi.
~ Mutia Sekar Wangi

4 Juni 2013

Kuno

Tabahlah pada waktu, yang merajuk ingin dirajut sejak zaman kuno dulu.
~ Mutiara Dewi

Rindu ku pada kawanan burung pelikan yang menari-nari diiringi melodi kuno di Selatan sana.
~ Gema Gita Persada

Jam dinding kuno berdentang memecah keheningan petang.
Namun mereka tetap ditulikan oleh kepalsuan!
~ Dena Nabilla

Kendati senja kian pekat, masih saja ku dendangkan alunan bongo nan kuno meski tak lagi bermelodi.
~ Mutia Sekar Wangi

3 Juni 2013

Sementara

Barangkali kepalamu, yang tak kedap dari mata teduh itu.
Sementara kepalaku telah dipenuhi doa beribu-ribu.
~ Mutiara Dewi

Sementara ia bersuka cita dalam dusta, terajut elegi dalam hatinya.
~ Gema Gita Persada

Dengan semu keningmu hadirkan peluh rindu.
Sementara aku bisu dalam derana dan berharap hujan teteskan peluh rindumu.
~ Dena Nabilla

Perempuan menari elok dalam buaian hampa, tapi bersabda akan cinta.
Sementara berjelaga tapi ku ada dalam mesra yang nyata.
~ Mutia Sekar Wangi

2 Juni 2013



4 Mei 2013

Kepada Laut

Aku ini tetes terakhir sisa hujan subuh tadi
Dan untuk terakhir kali
Ini doa ku paling tinggi
Jika jumpa nanti khayali
Aku bisa rangkai tiap sajak teduh nan puitik esok nanti
Di dermaga tempat kita kembali

Tapi apadaya
Matahari sudah meninggi
Hujanmu pun sudah reda
Ah, aku ini pemimpi
Terlalu berani mengarungi doa

21 Apr 2013

Jarak


Ada yang harus dikenang dalam setiap langkah : Jarak
Ialah zenit tertinggi
Bukan untuk diratapi
Tetapi perigi
Tempat membasuh hati
Jika ia pergi
Jarak adalah api
Api pada lilin yang membungkam hati
Hingga perlahan nyala itu mati
Tidak sebentar lagi
Namun pasti mati