5 Mei 2016

-Nya

bag. 1

Ada banyak hal yang baru kita tahu
Tentang aku yang terus pasang surut, dan kau yang tetap menuju laut
Kaubilang aku ini teduh
Pelonggar kesesakan-kesesakan dan peluh yang menanti hidup
Yang membuatmu punya nyali tenggelam kendati kau benci menjadi muram

Begitu banyak hal yang baru kita tahu
Tentang ingatanku yang masih hujan, menetes dari balkon rumah seorang teman
Dan masih saja kau,
perempuan yang menyisakan harapan lewat pantulan genangan
Aku benci matamu
Terlebih lagi tanda tanya itu
yang di tiap sudutnya muncul kelebat wajahmu

Banyak hal yang baru kita tahu
Tentang menjadi lapang, puisi, dan hijau masa lalu
Tentang kau, rumah, angin sore, dan
-Nya

Malam itu,
Ada satu hal yang baru kita tau
Bahwa yang paling meneduhkan hanyalah
-Nya


Jakarta, 17 April 2010
-A

5 Okt 2015

Raharu

Namanya Biru
Ia penyuka seni
Jarinya mampu ciptakan goresan ajaib di atas kanvas baru
Pun piawai ciptakan syair lugu
Biru adalah pecinta senja
Sebab senja paling mampu buatnya terjaga
Sebab senja berwarna jingga

Namanya Jingga
Ia penyuka seni
Suaranya mampu redamkan hati para pemarah
Pun bisa buat mendung jadi cerah
Jingga adalah penikmat pagi
Sebab pagi tak pernah haru
Sebab langit pagi selalu biru

Biru dan Jingga mencintai segala seni
Visual,
Gerakan,
Remah roti,
Suara parau,
Sampai alunan suara laki-laki yang pernah suatu hari ditembak mati penggemarnya.

Biru dan Jingga mencintai segala seni.
Kecuali satu,

seni melepaskan



2015

12 Mar 2014

Innocence

you take me around the world

to see a hidden place

where everything is just

as wondrous as your eyes

you whisper in my ear

to make sure that you're always here

and yes, there's nothing to fear

cause we're officially near


you take me to the sky

cause you know that I loved to fly

but you have to wave me goodbye

I'd probably die

cause you're the only one to rely 

6 Jun 2013

Kaki

Sebab mulut masih mampu merapal do'a, maka lari saja.
Hingga subuh nanti, kita akan tersungkur pada kaki puisi.
~ Mutiara Dewi

Sepasang kaki melayang-layang kesana kemari.
Mereka sadar rumahnya bukan di bumi.
~ Gema Gita Persada

Biar saja kaki mungilmu tinggalkan jejak.
Sampai pasir berdesir hebat.
Sampai ombak mengikis pekat.
Dan hilang entah ditelan apa.
~ Dena Nabilla

Raganya renta, sedang ia berlagak bak kaki langit senja.
Menyimpan beban semesta
Bersandiwara demi buah cintanya.
~ Mutia Sekar Wangi

5 Juni 2013

Kendati

Ada yang selalu hadir di bayang, kendati bukan bayan.
Ia yang menyulam rambutku dan dijadikannya baju.
~ Mutiara Dewi

Kendati nyiur dihempas angin sampai ke ufuk, tak ada ia lagi terpatri di akar.
~ Gema Gita Persada

Kendati kamu bersemayam di kepalaku, sedang aku hanya tenang memahami bayang jejakmu.
Tak ada hasrat lebih selain itu.
~ Dena Nabilla

Jengah ia berlari, tak ayal mengharap mati.
Kendati ia tahu, pagi tak pernah ingkari janji pada bumi.
~ Mutia Sekar Wangi

4 Juni 2013

Kuno

Tabahlah pada waktu, yang merajuk ingin dirajut sejak zaman kuno dulu.
~ Mutiara Dewi

Rindu ku pada kawanan burung pelikan yang menari-nari diiringi melodi kuno di Selatan sana.
~ Gema Gita Persada

Jam dinding kuno berdentang memecah keheningan petang.
Namun mereka tetap ditulikan oleh kepalsuan!
~ Dena Nabilla

Kendati senja kian pekat, masih saja ku dendangkan alunan bongo nan kuno meski tak lagi bermelodi.
~ Mutia Sekar Wangi

3 Juni 2013

Sementara

Barangkali kepalamu, yang tak kedap dari mata teduh itu.
Sementara kepalaku telah dipenuhi doa beribu-ribu.
~ Mutiara Dewi

Sementara ia bersuka cita dalam dusta, terajut elegi dalam hatinya.
~ Gema Gita Persada

Dengan semu keningmu hadirkan peluh rindu.
Sementara aku bisu dalam derana dan berharap hujan teteskan peluh rindumu.
~ Dena Nabilla

Perempuan menari elok dalam buaian hampa, tapi bersabda akan cinta.
Sementara berjelaga tapi ku ada dalam mesra yang nyata.
~ Mutia Sekar Wangi

2 Juni 2013