19 Des 2011

Desember

Mungkin saat ini, kau sedang menikmati malam. Dengan secangkir teh hangat di tungku perapian itu. Bersikap biasa, namun harapan itu masih ada. Barangkali kau sudah menghapus setapak demi setapak jejak kakiku, atau tinta yang pernah ku toreh dulu. Terlalu segan untuk terus menyapaku bukan? Karena sikap apatisku hanya akan membuatmu meluruhkan air mata. Hatimupun sudah terlalu lelah untuk sekedar mengabari senyumku yang semakin layu. Menyesakkan jiwa, meradang, remuk redam, hingga nyanyianmu samar-samar terdengar parau.

Adalah rindu, kenangan yang kita titipkan saban hari dalam hela nafas panjang. Yang membawamu beranjak dari sebuah titik ke titik lainnya, membekukan suasana, berpijak entah dimana. Dan semua hanya masalah waktu. Waktu yang terus mengumandangkan syair indahnya, sampai kita terlena.


Malam ini, aku akan tetap terjaga. Memeluk erat selimut tebal coklat tua sembari menunggu berbagai argumen payahmu yang hanya bisa membuatku ternganga. Aku selalu rindu saat itu. Sungguh. Saat dimana aku hanya bisa duduk manis menatapmu sayu. Saat dimana airmata bahkan tidak lagi bisa mencairkan suasana. Kaku.

23 Jul 2011

Karena

Karena perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik. Begitupun sebaliknya.

11 Mar 2011

Memorabilia

yang membuatku mengingat hari itu kembali adalah mimpi

mimpi yang memaksaku berlari

yang tertulis dalam hujanan aksara berirama

sederhana


harapan mulai menari-nari

ia tumbuh bersama ratapan hati diselingi benci

berputar bersama ironi

yang kelak menyamarkan diri


telah kurangkai semua yang terbilang ada

halus, sehalus bicaranya

kutata dalam sebuah album jingga

biar kujadikan memorabilia



Mutiara Dewi, 11 Maret 2011

23 Feb 2011

Elora

ini tentang impian

tentang seribu antologi yg masih kusimpan di kepala

tentang birama indah yang kau mainkan

tentang akhir kata bersirat senyum

adalah peri kecilmu

yang kehadirannya tak pernah kau inginkan

yang sejatinya memberimu elora

menyinari pagi yang penuh peluh

namun kau seolah acuh

tapi aku ingin tetap bersamamu

terus dan akan selalu menyinarimu

sepijar elora

karena aku adalah peri kecilmu

11 Feb 2011

7 Feb 2011

Untitled

Jingga, bagai langit senja
hanya mata-mu yang berbicara
tapi masih saja kutimbun asa
untuk membawamu menginjak tanah norwegia
Sampai pada suatu ketika
bintang selatan tak lagi menunjukkan arahnya
tak lagi menampakkan sinarnya
hujan pun tak lagi membasahi muka
tak lagi meneteskan air matanya
haruskah kita memuja luka?
kau tau
kita begitu berbeda

ini mimpiku.
lalu mana mimpimu?

2 Jan 2011

Yang Kukenal 2 Tahun Lalu

Laki-laki itu sedang bahagia. terlihat dari raut wajahnya di kamera. mukanya pucat, kepalanya tertunduk lesu, bibirnya terbakar dan pandangannya kosong. ia sedang bahagia. aku yakin, karena aku mengenalnya dan ia mengenalku. yang semoga dapat kulupakan-perkenalan itu-esok sabtu.